|
|
|
|
|
|
SELAIN lokasi, ternyata soal kepastian waktu pasangan bisa
berhubungan intim di lapas juga menjadi usulan dari psikolog
Universitas Tarumanegara, Henny E Wirawan MHum Psi. Menurutnya,
tidak mungkin napi menyalurkan hasrat seks kepada sang istri di
tempat terbuka.
Menjaga keintiman hubungan pasutri tidak hanya secara psikis
saja, tetapi juga seksual. Dan menjadi langkah manusiawi jika
hal tersebut bisa terealisasi, tutur Henny E Wirawan yang
dihubungi okezone melalui telepon selulernya, Sabtu (3/4/2010).
Namun, kata Henny, hal ini dengan catatan bahwa hubungan pasutri
baik-baik saja sebelum salah satu pasangan masuk lapas. Lain
cerita jika pasangan masuk lapas karena kasus kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT), atau faktor lain seperti dijebak atau
kebodohan sendiri karena salah melangkah.
Memang pasangan bisa masturbasi ketika tidak bisa menyalurkan
hasrat seks dengan sang istri. Namun, rasanya tentu saja berbeda,
tambahnya.
Menurut Henny, sebenarnya masalah seksual bagi perempuan bukan
suatu hal yang penting. Karena ketika pasangannya masuk lapas,
pikirannya menjadi fokus pada banyak hal. Misalnya harus
bertanggung jawab dengan keluarganya, mencari nafkah, dan
lain-lain.
Begitupun dengan suami yang dilapas, bisa mengalihkan pikiran
tidak hanya fokus dengan masalah seksual dengan melakukan banyak
aktivitas. Namun nyatanya di penjara memang napi sering merasa
kesepian. Ketika napi tidak bisa menyalurkan pada pasangan
sendiri, maka jalan pintasnya dengan sesama jenis, jelasnya.
Androlog dari Rumah Sakit Internasional Bintaro, Tangerang, Dr
Nugroho Setiawan SpAnd juga angkat bicara mengenai gagasan
Departemen Hukum dan HAM agar para napi dapat berhubungan intim
dengan istri sah.
Idealnya di lapas memang perlu disediakan tempat khusus untuk
napi bisa bercinta dengan istrinya. Hal ini demi menghindari
penyimpangan seksual yang dilakukan para napi. Misalnya, napi
menyalurkan hasrat seks dengan sesama jenis, tutur Dr Nugroho
SpAnd yang dihubungi okezone melalui telepon selulernya, Sabtu
(3/4/2010).
Dengan adanya lokasi khusus, kata Nugroho, memungkinkan napi
terhindari dari berbagai macam penyakit menular seksual (PMS)
yang disebabkan bakteri, seperti HIV, sifilis, dan gornorhoea.
Tentu saja dengan berganti-ganti pasangan, memungkinkan sesorang
cepat terkena penyakit berbahaya. Kalau mau sehat, harus
berhubungan intim dengan pasangan sendiri, tutupnya.(ftr)
Sumber :
www.okezone.com |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|