Big Size perlukah



PERNAH menonton film XL? Di film itu, para pemeran prianya merasa tidak puas dengan ukuran alat kelamin masing-masing. Segala cara dilakukan untuk memperbesar ukuran penis.

Masalah ukuran, diakui atau tidak, memang selalu jadi mimpi buruk bagi setiap pria. Kaum adam beranggapan ukuran alat kelamin yang besar menentukan baik atau tidaknya kualitas seks. Padahal, berdasarkan survei yang dilakukan oleh situs pria terbesar di dunia, AskMen.com, sebesar 82% wanita justru menyatakan kualitas seks lebih penting ketimbang kuantitas.

Selain itu berdasarkan survei yang dilakukan Kindsey yang melibatkan 800 pria dari berbagai ras, diketahui bahwa rata-rata ukuran alat kelamin adalah 5,5 inci.

Sayangnya, pria justru tidak pernah mau menerima kenyataan ini. Sebuah studi menyatakan bahwa 90% pria memang tidak pernah puas dengan bentuk, panjang, dan kemampuan alat kelamin mereka.

Bagi mereka, ukuran memang adalah segala-galanya. Bahkan, seperti pemeran film XL, mereka kerap tidak percaya diri begitu mengetahui rekan sejawatnya, mempunyai ukuran lebih baik dibandingkan mereka.

Menurut Dr Randy Klein PhD, dalam sebuah laporannya berjudul "Penile Argumentatio Surgery" di Electronic Journal of Human Sexuality volume 2 tahun 1999, mengatakan bahwa seksologi mempunyai hubungan erat dengan sosiologi.

"Seperti sosiologi, seksologi juga mempelajari sikap manusia tentang kehidupan seks mereka. Apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka rasakan tentang aktivitas seks mereka," kata Klein.

Situasi yang dialami para pria ini, secara seksologi, Klein mengatakan, adalah salah satu perilaku seks yang dinamakan inadequate personality. Orang yang mengalami perasaan seperti ini, selalu tidak pernah percaya diri akan kemampuan seks mereka. Bagi pria, ketidakpercayaan tersebut biasa terjadi pada ukuran alat kelamin.

Saking tidak percaya dirinya, banyak pria yang berusaha mencari jalan keluar dengan segala cara. Wajar saja jika saat ini banyak produk obat, teknik dan jasa yang menawarkan cara untuk membesarkan alat kelamin. Namun, sampai saat ini, tidak ada bukti yang nyata bahwa produk obat, teknik dan jasa-jasa tersebut berhasil menjadi solusi. Bahkan, yang paling penting, apakah semua tawaran itu benar-benar aman bagi para pria.

Menurut artikel yang ditulis oleh Dr Steven Gange, urologist di Western Urological Clinic dan juga ketua dari Continuing Medical Education at St Mark's Hospital, Amerika, ada dua kesalahpahaman yang selalu terjadi pada pria mengenai masalah ukuran alat kelamin.

"Yang pertama, kesalahpahaman mengenai ukuran ideal. Banyak pria menduga bahwa alat kelamin yang ideal tersebut mempunyai ukuran 8-10 inci," katanya.

"Padahal, sampai saat ini, ukuran ideal atau rata-rata tersebut belum pernah ditentukan," sebut Gange.

Lebih lanjut Gange mengatakan, bulan September 1996 Journal of Urology melakukan sebuah penelitian. Dari penelitian tersebut disimpulkan, ukuran alat kelamin yang paling sering mereka temukan, mempunyai ukuran 3,5 inci (8,8cm) hingga 5 inci (12,8cm). Mereka justru jarang menemukan pria yang benar-benar mempunyai ukuran extra large.

Kesalahpahaman yang kedua adalah banyak pria merasa bahwa mereka bisa mengubah ukuran kelamin mereka tanpa operasi. Gange bahkan mengkritik teknik vakum yang sangat digemari pria-pria Amerika.

"Teknik ini justru bisa memicu disfungsi ereksi. Vacuum, sama sekali tidak mengubah ukuran Anda. Ia hanya menarik darah Anda ke alat kelamin," sebutnya. Begitu juga dengan obatobatan dan teknik injeksi lemak. Menurut Gange, Viagra atau pil natural lainnya, sama sekali tidak berguna untuk mengubah ukuran alat kelamin. (sindo//nsa)