|
|
|
|
|
|
Para peneliti menyatakan bahwa sildenafil tampaknya dapat
mempengaruhi RGS2, protein penting yang bereaksi melindungi
fungsi denyut darah jantung dari percepatan yang dapat
mengakibatkan kegagalan jantung. Temuan yang dipublikasikan
Senin, 5 Januari 2009 di The Journal of Clinical Investigation
itu bisa berguna dalam proses perawatan atau pencegahan
kegagalan jantung akibat tekanan darah tinggi kronis.
Sildenafil terbukti memperpanjang efek proteksi RGS2 pada
jantung tikus, ucap Dr. David Kass, peneliti senior yang
merupakan dokter spesialis kardiologi dan pengajar di Johns
Hopkins University of Medicine serta Heart and Vascular
Institute di Baltimore, Amerika Serikat. Setelah satu minggu
menaikkan tekanan darah tikus, tim peneliti menemukan bahwa
jantung yang dikondisikan kekurangan RGS2 atau Regulator of
G-protein Signaling 2, bertambah bobotnya sebesar 90 persen.
Nyaris separuh tikus eksperimen kemudian tewas akibat kegagalan
jantung.
Pada tikus dengan RGS2, bahaya dari pembesaran otot atau yang
dikenal dengan hypertrophy terjadi lebih lambat. Menurut
penelitian, kenaikan volume jantung hanya 30 persen dan tidak
ada tikus yang tewas. Pengujian lebih lanjut menunjukkan bahwa
perawatan terhadap tikus hipertensi yang memiliki RGS2 dengan
sildenafil menunjukkan ketahanan yang lebih baik, pertumbuhan
yang lebih sehat, dan kontraksi serta relaksasi otot jantung
yang lebih baik. Tikus-tikus ini juga memiliki aktivitas enzim
yang berhubungan dengan stress, 10 kali lipat lebih rendah
dibandingkan dengan tikus yang tidak diberikan perawatan.
Penelitian juga menemukan bahwa sildenafil tidak memiliki efek
pada tikus yang kekurangan RGS2. Penelitianyang dilakukan lebih
dari 6 kali eksperimen yang seluruhnya dilakukan dalam rentang
tiga tahun terakhir dan didesain khusus untuk mengamati peranan
RGS2 pada penurunan hypertrophy.
Bukti menunjukkan bahwa Gq signaling yang tak terkendali
mendorong reaksi berantai terhadap kegagalan jantung, ucap Kass.
Dengan menambahkan efek proteksi dari RGS2 atau dengan melakukan
pengujian terhadap keberadaannya, peneliti kini bisa
mengembangkan terapi baru atau meningkatkan metode yang sudah
ada, ucapnya.
Menurut penelitian, saat ini, dokter menggunakan obat yang
disebut ACE inhibitor dan ARB inhibitor untuk memblikir Gq
signaling. Obat-obat ini merupakan perawatan umum terhadap
kegagalan jantung yang terjadi pada lebih dari 5 juta warga
Amerika dan membunuh lebih dari seperempatnya.
Sumber :
www.vivanews.com |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|