|
|
|
|
|
|
JANGAN anggap enteng aktivitas seksual pasutri yang semakin
berkurang. Bisa jadi itu tanda bahaya kehidupan seksual dalam
rumah tangga Anda. Jika diingat kembali dalam seminggu ini,
berapa kali Anda dan pasangan melakukan hubungan intim? Dua
kali, empat kali, setiap hari, atau tidak sama sekali?
Berkurangnya intensitas hubungan intim disebabkan banyak hal,
dari kesibukan suami di kantor, kehadiran sang buah hati, sampai
pada hal yang bersifat hubungan personal. Semua itu dapat
memengaruhi keharmonisan dalam rumah tangga. Dalam sebuah rumah
tangga, hubungan seksual memiliki banyak sekali manfaat.
Setidaknya ada empat dimensi, yakni prokreasi (membuat keturunan);
rekreasi yang mencakup kesenangan, kenikmatan dan kepuasan
secara seksual; relasi, sebagai pengikat yang mempererat
hubungan pasutri; dan institusi, sebagai lembaga perkawinan
dalam rumah tangga.
Berkurangnya intensitas berhubungan intim bukanlah perkara
sederhana dan bisa diabaikan. Berhubungan intim bisa menambah
kehangatan hubungan suami istri, kata Ketua Asosiasi Seksologi
Indonesia dr I Putu Gede Kayika SpOG(K) dalam seminar ilmiah
kesehatan, dengan tema Problem Sex pada Wanita, belum lama ini.
Dalam seminar yang digelar dalam rangka HUT ke-34 RS Yadika
Pondok Bambu, juga dibahas tentang perlunya para perempuan
menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim sejak dini. Selain
itu, topik lain yang tak kalah menariknya adalah bagaimana cara
berhubungan intim yang berkualitas agar masing-masing pasangan
pasutri dapat menjaga kebahagiaan dalam membina hubungan rumah
tangga.
Seminar ini direspons baik oleh masyarakat umum, khususnya dari
kaum wanita. Selain masyarakat umum, kegiatan ini juga diikuti
praktisi dan akademisi bidang kesehatan dari kalangan mahasiswa
ilmu kesehatan, kebidanan, dan keperawatan, ujar Yusak Leo,
marketing executive, mewakili panitia penyelenggara seminar.
Terkait kuantitas berhubungan intim, tidak ada patokan yang
tepat mengenai berapa kali berhubungan intim. Semua tergantung
kebutuhan masing-masing pasangan. Jika istri menghendaki
seminggu sekali dan suami menyetujui, berarti tidak ada masalah,
ujar Putu Gede.
Hal itu tergantung kesepakatan dan kesiapan suami-istri
berdasarkan komunikasi antarpasangan. Komunikasi yang lancar
antarpasangan mampu menciptakan seks yang sehat, indah, dan
memuaskan kedua pihak. Selain itu, keintiman pasangan
suami-istri tidak hanya diwujudkan dalam hubungan sekual, juga
aktivitas-aktivitas seksual. Aktivitas seksual meliputi memeluk,
mencium, dan meraba bagian sensitif pasangan mampu membantu
menghidupkan kehidupan seksual pasutri.
Intensitas hubungan intim yang berkurang, jika berlarut-larut,
bisa menjadi kebiasaan dan menyebabkan menurunnya libido bahkan
hilang. Hal itu akan mengancam kelangsungan rumah tangga dan
lama-kelamaan akan menimbulkan ketidakpuasan salah satu
pasangan. Pasangan yang mengabaikan pentingnya berhubungan intim
bisa menyebabkan kehilangan libido, bahkan turunnya dorongan
seksual.
Berdasarkan data dan fakta, lebih dari 50 persen pria pernah
mengalami disfungsi seksual dan lebih dari 10 persen memerlukan
terapi, sedangkan pada wanita lebih dari 70 persen mengalami
disfungsi seksual, tetapi hanya sekitar 20 persen yang mencari
pengobatan.(Koran SI/Koran SI/tty)
Sumber :
www.okezone.com |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|